#banner-ads { margin: 0px; padding: 5px; text-align: center; } Sumber: http://o-omhardika.blogspot.com/2012/03/membuat-kotak-space-banner-iklan.html#ixzz1oRGBh5Fw

Tune-Up

WELCOME TO MY BLOG

Rabu, 07 Maret 2012

Tenaga mesin pada motor bakar bensin dihasilkan dari pemba­karan campuran udara dan bensin, untuk memperoleh campuran udara dan bensin sesuai dengan kondisi kerja dari suatu mesin, diguna­kan karburator. Dengan demikian karburator merupakan bagian yang penting, untuk memperoleh hasil kerja mesin yang maksimum dan efisien. Rangkaian Tune Up Mesin Kijang, pekerjaan pemeriksaan, penyetelan, pembersihan pada karburator harus dilaksanakan.

Katup Trotel
Trotle harus bergerak bebas tidak terganjal-ganjal dan membuka full. Pada saat pedal gas bebas, trotel harus menutup full, atau sebesar RPM ideal, (sekrup penyetel) dan akan terbuka full apabila pedal gas diinjak penuh. Apabila ternyata trotel tidak bekerja seperti petunjuk maka dapat mengadakan penyetelan pada dua tempat.

Pertama adakanlah penyetelan pada bagian bawah dari pedal gas, sehingga trotel tampak terbuka penuh. <!–[if !supportLineBreakNewLine]–> <!–[endif]–>
Kedua, didekat karburator ada penyetel yang menyatu dengan kabel gas. Kabel gas tidak boleh terlalu tegang dan kaku karena hal itu akan meyebabkan pada saat deakselerasi (peal gas dibebaskan) RPM mesin terlambat ke posisi stasioner, dan bahan bakar bisa lebih boros.

Periksa Pompa Akselerasi.
Pada saat kendaraan hendak ditambah kecepatan, pedal gas ditekan, mesin mobil membutuhkan bahan bakar lebih banyak. Pompa akselerasi mempunyai tugas itu. Dari lubang atas karburator tampak semburan bensin. Apabila hasil semburan tidak lancar atau bahkan tidak ada dapat disebabkan oleh dua hal. Mungkin karbura­tor sudah sangat aus, sehingga pompa tidak dapat bekerja dengan baik, atau kulit pompanya sudah rusak. Didalam pompa akselerasi juga terdapat klep dari sebuah boll bearing. Waktu pompa diang­kat, bensin akan masuk ke ruang pompa dan klep akan menutup begitu ditekan, sehingga bensin tersemprot dari saluran ke ruang inlet dari karburator. Sering kali karburator yang terbuat dari bahan aluminium itu mengalami korosi sehingga merusakan sifat dari klep pompa akselerasi, atau berkaratnya boll bearing.

Penyetelan Putaran Idle.
Penyetelan putaran idle sangat penting mengingat menyetel ini juga mempengaruhi campuran idle bensin dan udara yang berman­faat mempertahankan tingkat kerja yang maksimum dari mesin. Sebelum mengadakan penyetelan idle pada mesin 5K Kijang, hendak­nya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: saringan udara sudah dibersihkan dan terpasang kembali pada tempatnya, suhu kerja mesin 85-90 derajat celcius dan semua perlengkapan tambahan dimatikan. Transmisi pada posisi netral (N) dan waktu pengapian telah tepat (5 derajat) serta tacho-meter dan CO meter sudah terpasang. Putarlah penyetel RPM (1) sampai tacho meter menunjukkan 800, kemudian putarlah sekrup penyetel idle (2) sampai meter menunjukkan putaran mesin maksimum. Setelah itu kembali sekrup penyetel RPM diputar sampai RPM mencapai 800.

Penyetelan idle mesin dengan CO meter.

Konsentrasi CO pada gas buang, putarlah sekrup katup penyetel putaran idle dan campuran idle, untuk mendapatkan spesifikasi konsentrasi pada putaran idle.

Mengukur kensentrasi CO pada ujung knalpot. Periksa bahwa meter CO dalam keadaan sempurna. Naikan puta­ran mesin hingga putaran 2000 RPM dan tunggu 1-3 menit agar konsentrasinya stabil. Masukan pengindra (testing probe) CO ke dalam ujung knalpot sekurang-kurang 40 cm dan ukurlah konsentrasi CO dalam waktu yang singkat. Konsentarsi CO yang tepat: 1% – 2%.Bila konsentrasi dalam harga spesifikasi berarti penyetelan telah sempurna.
Bila konsentrasi CO diluar harga spesifikasi, putarlah sekrup penyetelan putaran idle untuk mencapai harga konsentrasi spesifikasi. Bila harga konsentrasi tidak dapat diperbaiki dengan penyetelan sekrup penyetel campuran idle, maka kemungkinan ada kerusakan pada komponen lainnya.

Konsentrasi CO yang tetap tinggi, sekalipun sekrup putaran idle telah diputar maka penyebabnya bisa jadi, saringan udara tersumbat karena kotoran debu, katup PVC tersumbat atau kesalahan pada karburator.

Pekerjaan Tune Up Mesin juga termasuk memperhatikan kondisi oli mesin. Kalau sudah mencapai jarak tempuh 5000 Km, saatnya untuk mengganti oli mesin dengan yang baru. Kalau kurang, se­dangkan jarak tempuhnya baru 3000 Km, seharusnya cukup ditambah saja dengan oli baru. Mengenai penggantian oli mesin, banyakpernyataan yang sampai ke penulis. Kapan seharusnya mengganti oli mesin? Apakah oli mesin perlu ditambah dengan adetive? Pemilik lain mengatakan : “Kami terpengaruh dengan kartu servis yang disertakan pada mobil yang mengatakan bahwa, kembali setelah 2000 Km”.
Tentang oli ini memang ada alasan dan ceritanya. Dahulu memang dianjurkan, mengganti oli mesin setiap 1.500 Km. Hal ini disebabkan oleh, kwalitas oli masih rendah (API Service hanya SA atau SB). API Servis sendiri menunjukkan komponen-komponen kimia yang ditambahkan pada oli, dan dari tahun ke tahun telah berkembang sampai Api Servis SF (huruf S menunjukkan oli untuk mesin motor bakar dengan bahan bakar bensin). API Servis SF dapat diperoleh dari produksi Pertamina dengan merk dagang Mesran Super.
Dengan menggunakan oli Mesran Super atau Mesran Spesial (API Servis SE), tidak ada alasan bagi kita untuk merasa khawatir terhadap mesin mobil. Bahkan di Jepang, Amerika (cuaca berbeda dan kurang berdebu) dan Eropa, oli dengan API Servis SE baru di ganti setelah 10.000 Km. Hal ini sangat dimungkinkan, karena
disamping kedua alasan diatas . Selain itu permukaan mesin yang saling bergesek sudah dikerjakan dengan sangat teliti. Penyeles­aiannya sangat halus dan membersihkan sisa-sisa bahan mesin dengan menggunakan mesin changi.
Apakah oli perlu ditambah lagi dengan aditive? Jawabnya :
oli kemasan Pertamina sudah (harus) mengandung adetive yang di maksud, hanya pada kemasan Pertamina tidak diperinci. Jenis dan jumlahnya telah diukur untuk mampu menempuh suatu jarak tertentu. Bila dikehendaki untuk menembah aditive, seharusnya jarak tempuh ditambah. Tentang anjuran kembali pada Km tertentu setelah menem­puh 2.000Km, tidak perlu dituruti.
Periksa kualitas oli.
Mesin mobil yang normal, artinya terawat dengan baik dan tekanan kompresinya masih tinggi mengganti oli mesin setiap 5.000Km. Bagi mesin yang sudah tua, dimana sisa-sisa pembakaran dapat masuk ke karter, penggantian oli mesin dipercepat. Periksa­lah oli tersebut, kemungkinan telah kotor dan terasa berpasir.
Dapat juga terjadi, oli mesin berubah warnanya. Hitam, karena mesin yang kotor atau pembakaran yang tidak normal. Warna Coklat susu, biasanya menandakan bahwa oli mesin telah bercampur dengan air. Kondisi ini sangat berbahaya, dan sebaiknya diperiksa lebih teliti.
Mengganti saringan oli (filter) membutuhkan peralatan khu­sus. Bagi yang ingin mengganti sendiri, sedangkan tidak memiliki alat khusus, dapat menggunakan rantai bekas sepeda. Dua hal perlu diperhatikan, waktu mengganti saringan oli. Pertama, tidak meng­gunakan saringan imitasi, karena dikuatirkan bagian dalam dari saringan terdapat sisa-sisa benda yang dapat merusakkan bearing crank shaft atau menggunakan kertas mutu rendah.
Kedua, sebelum memasang saringan baru pada blok mesin, pastikan bahwa semua bagian ada dalam keadaan yang bersih. Koto­ran yang ada pada permukaan saringan maupun blok mesin, bisa mencapai bearing kruk as. Pada bagian atas dari saringan oli ada plastik pengaman. Bagian ini baru dibuka begitu saringanhendak dipasang pada tempatnya.
Mengencangkan saringan tidak perlu menggunakan kunci, cukup dengan tangan saja dan setelah mesin dihidupkan, perhatikan bahwa tidak ada kebocoran oli di sekitar saringan oli.
Pada Toyota Kijang, setiap penggantikan oli tanpa ganti filter, diperlukan oli 3 liter. Apabila mengganti saringan dibu­tuhkan oli 3,5 liter, dengan API Servis SE.
Catatan : API Service oli yang beredar ada, SA, SB, SC, SD, SE, SF.
Bila mobil setiap 1.000 kilometer harus menambah oli 1 liter, ini menandakan ada yang tidak beres pada mesin. Apakah ring piston sudah aus atau seal klep rusak. Dengan menggunakan alat test kompresi dapat memberi indikasi, apakah ring rusak.
Kalau kompresi baik maka penyebab lainya adalah seal klep.
Supaya efisen maka mesin mobil harus dapat beroperasi pada putaran yang sesuai dengan yang dikehendaki misalnya pada saat di butuhkan untuk cepat maka mesin harus berputar cepat atau seba­liknya. Pembakaran gas juga harus dapat mengikuti kondisi mesin tersebut, bila mesinnya berputar cepat maka saat pengapian juga harus lebih awal dan sebaliknya. Kejadian ini harus berlaku secara otomatis dan untuk itulah maka pada mesin dilengkapi
dengan alat pemajuan pengapian yang sebanding dengan putaran mesin, alat tersebut lebih dikenal dengan sebutan Governor Ad­vancer. Bagian ini harus diperiksa, apakah dapat bekerja dengan baik? Kerusakan pada bagian ini biasanya disebabkan oleh mele­mahnya per dan bantalan bola ( bearing) yang kotor dan berkarat.

Rotor bekerja berputar didalam tutup distributor, membagi arus ke busi sesuai dengan urutan pembakaran mesin mobil. Rotor yang sudah rusak dapat berupa retak dan rusak sifat isolasinya. Bagi isolasi yang rusak dapat dicoba dengan mendekatkan kabel busi yang dari koil sambil mesin di start. Bila terjadi loncatan bunga api, maka dapat dipastikan sifat isolasinya sudah rusak.
Periksa cara kerja percepatan vakum (vacuum advance).
Kecepatan perambatan api pada suatu campuran bahan bakar dan udara dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya: perbandingan campuran, tekanan campuran, temperatur campuran, dan kondisi dari campuran (atomisasinya) itu sendiri. Kondisi muatan dari mesin kendaraan juga bermacam-macam misalnya kendaraan bermuatan ringan dan kendaraan berjalan dengan kecepatan lambat serta pada jalan yang rata.

Apabila mesin tiba-tiba diakselerasi, maka karena adanya kelengkapan-kelengkapan pada system karburator akan menyebabkan campuran bahan bakar dan udara menjadi gemuk. Campuran yang gemuk ini dengan sendirinya membutuhkan waktu pembakaran yang lebih lambat, saat pengapian yang diperlambat. Karena alasan inilah maka pada system pengapian ditambahkan suatu alat pemacu yang dapat memajukan pengapian pada saat mesin sedang diakselerasi.
Alat itu sering disebut dengan Vacuum Advancer.

Prinsip kerja dari vacuum advancer ialah dengan memanfaatkan kevacuuman yang terjadi pada karburator. Pada saat kendaraan hidup dan diakselerasi maka oktan selektor harus bergerak. Oktan selektor yang tidak bergerak menandakan ada yang tidak beres dengan system kerjanya. Apakah pipa karet dari karburator rusak (putus, tersumbat)? Apakah diaframa rusak? Atau, apakah setelah mengganti platina dan mengganti baut baru yang lebih panjang?

Baut yang terlalu panjang akan tersangkut dengan bagian di bawah­nya, sehingga oktan selektor tidak dapat bergerak. Kerugian akibat oktan selektor dan governor yang tidak bekerja dengan baik ialah: mesin berat tidak mau lari, penggunaan bahan bakar lebih boros.

Penyeletelan Celah Katup.
Adakalanya ada mesin yang penyetelan katupnya diminta pada temperatur dingin. Namun pada mesin 5K, untuk Kijang diminta temperatur mesin 80 derajat celcius. Kemudian putarlah baut yang terdapat pada ujung luar kruk as dan cocokkan tanda yang terdapat pada puly tali kipas dengan angka 0 yang terdapat pada tutup mesin.

Kencangkan kembali baut kop.
Akibat keausan bahan, baik mesin, paking, dan baut kepala selinder maka baut-batu itu perlu dikencangkan kembali. Cara pengencangan harus dari titik tengah kepala selinder dan satu persatu ke sisi-sisi lainnya. Ada dua macam baut yang perlu dikencangkan, dan berbeda momen pengencangannya. 5,4-6,6 Kg-m untuk baut kepala selinder dan 1,8-2,4 Kg-m untuk baut penunjang batang penumbuk (baut rocker arm shaft). <!–[if !supportLineBreakNewLine]–> <!–[endif]–>
Cara penyetelan katup.
Putar puli kruk as sampai ada tanda 0. Delapan katup yang kendor dapat langsung distel. putar sekali lagi sampai 360 dera­jat dan stel 8 yang lain. Gunakan fuller ukuran 0,20 mm untuk katup hisap 0.30 mm katup buang. Fuller yang diletakkan antara ujung katup dan roker arm (penumbuk katup) tidak boleh seret sampai menekan katup menjadi terbuka, namun juga tidak bolehterlalu longgar.

Penyetelan katup yang tidak tepat, membuat katup membuka dan menutup tidak sesuai kebutuhan kerja dari mesin, yang pada akhir­nya menyebabkan kerja mesin tidak efisien serta boros bahan bakar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar